Jumat, 24 April 2015

Merekah ditengah padang tandus
(by : FITRI KURNIA)

Mentari cerah berkilau menerpa detail kaktus yang tegar
Berkilau menyilaukan kala memantul setetes embun yang langka di area tandus
Fatamorgana mengundang bermain dalam bayang-bayang semu…tapi….
Kau tetap kokoh berdiri meski harus menantang yang sudah lumrah…
Bukan biasa yang membuatmu tegar bertahan tapi luar biasa yang kau inginkan..
Bukan setetes embun yang kau tunggu..tapi setetes embun yang mampu kau ciptakan
Tampilanmu berbeda kala menyatu dengan mayoritas populasi mendominasi
Tapi …pengaruhmu mengalahkan kumpulan dominasi
Variasi mimik wajah dan tatapan yang tak mampu kau ungkapkan
Hanya sedikit oleh-oleh perjalanan yang kelak membuat ceritamu berbeda
Kau masih setia dengan kodrat-Nya
Kau masih menjalankan ketetapan-Nya yang tergores Indah dalam pusaka mulia
Sedikit inovasi dalam gerakmu tak mampu meluluhkan prinsip yang terpatri
Kau mulia dengan harga yang tak bisa dihitung kalkulasi manusia
Menciptakan setetes embun yang berkilau diterpa mentari meski butuh pengorbanan
Fase perjalanan berliku-liku
Tak mampu menyurutkan cita-citamu
Kilas balik kisah para shahabiyah seolah menjadi motivasi tak ternilai bagimu
Ya…..kau hamba-Nya yang biasa saja
Sama seperti makhluk lainnya di muka bumi ini
Pengorbananmu dan prinsip terpatri itu membuatmu berbeda
Tak peduli meski mustahil mekar di tengah tanah gersang tanpa setetes hujan
Tapi keyakinanmu mengubah paradigma yang keliru
Tak ada yang tak  mungkin bagi-Nya
Tak ada waktu untuk menunggu
Tak ada waktu untuk mengeluh
Tak ada waktu untuk membolak balik tulisan yang menguatkan argument kemalasan
Masih tersisa waktu untuk bangkit dengan unsur hara yang kau punya
Bukankah statement ini yang kau pegang?
Mungkin …diantara langit mendung disana,
Akan tergambar benih benih baru yang melanjutkan estafet perjalananmu
Perjalanan ini harus berlanjut hingga tongkat estafet itu mampu mencapai garis finish….



Tidak ada komentar:

Posting Komentar